Total Tayangan Halaman

Senin, 27 Mei 2013

BUNGA (FLOS)

BUNGA (FLOS)

Bagian utama pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Selain 3 bagian tersebut, ada suatu bagian yang merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bagian tersebut adalah bunga (flos).
A.      Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
            Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.    Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja pada satu tangkai, biasanya terdapat pada ujung batang.
2.    Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai bunga. Sebagian bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
            Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1.      Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2.      Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
B.       Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
1.      Bagian-bagian pada bunga majemuk
a.       Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, antara lain :
1)      Ibu tangkai bunga (pedunculus), yaitu lanjutan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk.
2)      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
3)      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
b.      Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :
1)      Daun-daun pelindung (bractea)
2)      Daun tangkai (bracteola)
3)      Seludang bunga (spatha)
4)      Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
5)      Kelopak tambahan (epicalyx)
6)      Daun-daun kelopak (sepalae)
7)      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
8)      Daun-daun tenda bunga (tepalae)
9)      Benang-benang sari (stamina)
10)  Daun-daun buah (carpella)

2.      Macam-macam bunga majemuk
a.      Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala)
            Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1).      Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
a)    Tandan (racemus atau botrys), yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata dan duduk pada ibu tangkainya. Misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
b)   Bulir (spica), yaitu bunga yang tidak bertangkai dan langsung duduk pada ibu tangkai bunga. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)
c)    Untai atau bunga lada (amentum), yaitu bunga yang seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga berkelamin tunggal. Misalnya paa sirih (Piper betle L.)
d)   Tongkol (spadix), yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal dan berdaging. Misalnya pada bunga betina jagung (Zea mays L.)
e)    Bunga payung (umbella), yaitu pada ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang. Misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
f)    Bunga cawan (corymbus atau anthodium),  yaitu ujung ibu tangkainya melebar dan merata, sehingga menyerupai bentuk cawan. Pada umumnya, bunga cawan dibagi menjadi dua macam bunga, yaitu :
-       Bunga pita, yaitu bunga mandul yang terdapat di sepankang tepi cawan.
-       Bunga tabung, yaitu bunga-bunga yang terdapat di atas cawan (flos disci), merupakan bagian bunga yang subur karena dapat menghasilkan buah.
Contoh bunga cawan dengan bagian-bagian yang lengkap adalah bunga matahari (Heliantus annuus L.).
g)   Bunga bongkol (capitulum), bentuknya menyerupai bunga cawan, tetapi ujung ibu tangkainya membesar, sehingga bunga majemuk seluruhnya nampak seperti bola. Contoh bunga putri malu (Mimosa pudica L.)
h)   Bunga periuk (hypanthodium), dibedakan menjadi 2 bentuk :
-       Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuknya seperti gada, bunganya meliputi seluruh bagian yang menebal. Misalnya pada nangka (Artocarpus integra Merr.)
2).      Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
a)    Malai (panicula), yaitu pada ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian juga dengan cabang-cabangnya. Malai disebut juga tandan majemuk, yang biasanya keseluruhan bunganya menyerupai kerucut atau limas. Misalnya pada bunga mangga (Mangifera indica L.).
b)   Malai rata (corymbus ramosus), yaitu pada ibu tangkai yang mengadakan percabangan, tetapi bunga majemuk dalam ibu tangkai ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung. Misalnya bunga soka (Ixora grandiflora Zoll. Et Mor.)
c)    Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga payung yang bersusun. Misalnya pada wortel (Daucus carota L.)
d)   Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang memiliki susunan seperti tongkol pula. Misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L.)
e)    Bulir majemuk, yaitu ibu tangkai bunga yang bercabang dan masing-masing cabang mendukung bunga dengan susunan seperti bulir. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)
 























b.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita)
            Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1).   Anak payung menggarpu (dichasium), yaitu pada bagian ibu tangkai terdapat satu bunga, dibawahya terdapat dua cabang yang sama panjang. Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.)
2).   Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang lagi, yang arahnya ke kiri dan ke kanan. Misalnya pada buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
3).   Bunga sekerup (bostryx), seperti pada bunga tangga, tetapi cabangnya berturut-turut membentuk sudut sebesar 90o, sehingga arah percabangan seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada bunga kenari (Canarium commune L.)
4).   Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit. Misalya pada tumbuhan suku Juncaceae.
5).   Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga tangga, semua percabangan terletak pada satu bidan dan cabang tidak sama panjang. Terdapat pada tumbuhan suku Iridaceae.

c.       Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
Yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas.

d.      Lain-lain tipe bunga majemuk
1).      Gubahan semu atau karanga semu (verticillaster)
2).      Lembing (anthela)
3).      Tukal (glomerulus)
4).      Berkas (fasciculus)




C.      Bagian-Bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :
1.      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian buga yang masih jelas bersifat batang.
2.      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar dengan ruas-ruas yang sangat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk rapat satu sama lain, biasanya tampak duduk dalam satu lingkaran.
3.      Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan modifikasi daun berbentuk lembaran, dengan tulang-tulang yang masih terlihat jelas. Hiasan bunga dibedakan menjadi dua bagian yang tersusun dalam dua lingkaran, yaitu :
a.       Kelopak (calyx), yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, sewaktu bunga masih kuncup, kelopak menyelubungi bunga. Kelopak terdiri dari beberapa daun kelopak (sepala).
b.      Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yag terdapat pada lingkaran dalam, biasana berwarna cerah (tiak berwarna hijau). Mahkota terdiri dari sejumlah daun mahkota (petala).
Pada beberapa bunga, seringkali ditemukan tidak memiliki hiasan bunga, yang disebut bunga telanjang (flos nudus) atau hiasan bunga tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan mahkotanya yang disebut dengan tenda bunga (perigonium). Tenda bunga terdiri dari sejumlah daun tenda bunga (tepala).
4.      Alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan bagian bunga yang menghasilkan serbuk sari.
5.      Alat-alat kelamin betina (gynaecium), merupakan bagian bunga yang disebut juga putik (pistillum)










D.      Kelamin Bunga
            Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dapat dibedakan :
1.      Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)
2.      Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
a.       Bunga jantan (flos masculus)
b.      Bunga betina (flos femineus)
3.      Bunga mandul atau tidak berkelamin
      Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, dapat dibedakan tumbuhan yang :
1.      Berumah satu (monoecus)
2.      Berumah dua (dioecus)
3.      Poligam (polygamus)

E.       Susunan Bunga
            Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun (kelopak, mahkota, benang sari dan daun buah), dapat dijumpai dalam susunan yang berbeda-beda, yaitu :
1.      Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis)
2.      Berkarang, melingkar (cyclis)
3.      Campuran (hemicyclis)

F.       Simetri Bunga
1.      Asimetris atau tidak simetris
2.      Setangkup tunggal (monosimetris atau zimomorphus)
3.      Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris)
4.      Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomorphus)

G.      Letak Daun-daun dalam Kuncup
1.      Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
a.       Rata (vernatio plana)
b.      Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah adaxial), (vernatio conduplicata atau vernatio duplicata)
c.       Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata)
d.      Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa)
e.       Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta)
f.       Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta)
g.      Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta)
h.      Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim involuta)
i.        Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim revoluta)
j.        Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k.      Terlipat menurut poros lintang ke luar (vernatio reclinata)


2.      Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (asetivatio)
a.       Terbuka (aperta)
b.      Berkatup (valvata)
c.       Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d.      Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e.       Menyirap (imbricata)
H.      Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
            Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda.
1.      Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
2.      Pendukung  benang sari atau androfor (androphorum)
3.      Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
4.      Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum)
5.      Cakram (discus)
I.         Bentuk Dasar Bunga
1.      Rata
2.      Menyerupai kerucut
3.      Seperti cawan
4.      Bentuk mangkuk
            Berdasarkan letak hiasan bunga pada terhadap duduknya bakal buah, bunga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1.      Hipogin (hypogynus)
2.      Perigin (perigynus)
3.      Epigin (epigynus)

J.        Kelopak (Calyx)
            Kelopak (calyx) merupakan daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar dan biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam.
            Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daun-daun kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda, antara lain :
1.      Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan, dibedakan atas :
a.       Berbagi (partitus)
b.      Bercangap (fissus)
c.       Berlekuk (lobatus)
2.      Lepas atau bebas (polysepalus)
      Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
1.      Beraturan atau aktinomorf (regularis, antinomorphus)
2.      Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus)
 














K.      Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (corolla)
            Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik, bentuk susunan yang bagus, memiliki bau yang harum (ada pula yang tidak berbau).
            Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala). Daun mahkota memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
2.      Lepas atas bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
3.      Daun-dan tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak menarik perhatian.
 

























            Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga dibedakan menjadi :
1.      Beraturan (regularis)
a.       Bintang (rotatus atau stellatus)
b.      Tabung (tubulosus)
c.       Terompet (hypocrateriformis)
d.      Mangkuk atau buyung (urceolatus)
e.       Corong (infundibuliformis)
f.       Lonceng (campanulatus)
2.      Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetri (zigomorphus)
a.       Bertaji (calcaratus)
b.      Berbibir (labiatus)
c.       Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
d.      Bertopeng atau berkedok (personatus)
e.       Berbentuk pita (ligulatus)

L.       Tenda Bunga (perigonium)
            Tenda bunga (perigonium) adalah bagian hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan tajuknya, baik bentuk maupun warnanya. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Serupa kelopak (calycinus)
2.      Serupa tajuk (corollinus)
            Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      Berlekatan (gamophyllus)
2.      Lepas atau bebas (pleiophyllus)

M.     Benang Sari (stamen)
            Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan. Benang sari dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.      Tangkai sari (filamentum)
2.      Kepala sari (anthera)
3.      Penghubung ruang sari (connectivum)


 
























            Berdasarkan duduknya pada suatu tumbuhan, benang sari dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
2.      Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak
3.      Benang sari tampak duduk di  atas tajuk bunga
            Menurut jumlah benang sari pada bunga, dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.      Benang sari banyak
2.      Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
3.      Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang


N.      Tangkai Sari (filamentum)
            Berdasarkan jumlah berkas tempat perlekatan benang sari, benang sari dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Benang sari berberkas satu atau bertukal satu (monadelphus)
2.      Benang sari berberkas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3.      Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak

O.      Kepala Sari (anthera)
            Kepala sari (anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Berdasarkan duduknya kepala sari pada tangkainya, kepala sari dapat di bedakan menjadi 3 macam,yaitu :
1.      Tegak (innatus atau basifixus)
2.      Menempel (adnatus)
3.      Bergoyang (versatilis)
            Berdasarkan cara membukanya serbuk sari, serbuk sari dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.      Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens)
2.      Dengan celah melintang (transversaliter dehiscens)
3.      Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris dehiscens)
4.      Dengan kelep atau katup-katup (valvis dehiscens)
 















P.       Putik (pistillum)
            Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan merupakan alat kelamin betina pada bunga. Putik tersusun atas daun-daun yang telah mengalami metamorfosis, yang disebut daun buah (carpellum).
 

















            Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dibedakan menjadi :
1.      Putik tunggal (simplex)
2.      Putik majemuk (compositus)
      Pada putik, dibedakan bagian-bagian berikut :
1.      Bakal buah (ovarium)
2.      Tangkai kepala putik (stylus)
3.      Kepala putik (stigma)

Q.      Bakal Buah (ovarium)
            Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, terdapat di tengah-tengah dasar bunga dan merupakan tempat calon biji atau bakal biji (ovulum).
            Menurut letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan menjadi :
1.      Bakal buah menumpang (superus)
2.      Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus)
3.      Bakal buah tenggelam (inferus)
 











            Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan menjadi :
1.      Bakal buah beruang satu (unilocularis)
2.      Bakal buah beruang dua (bilocularis)
3.      Bakal buah beruang tiga (trilocularis)
4.      Bakal buah beruang banyak (multilocularis)
            Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang, maka bakal buah itu akan mempunyai sekat-sekat atau dinding pemisah, yang menyebabkan bakal buah terbagi dalam ruang-ruang tadi. Sekat-sekat tersebut dapat dibedakan menjadi :
1.      Sekat yang sempurna (septum completus)
a.       Sekat asli (septum)
b.      Sekat semu (septum spurius)
2.      Sekat yang tidak sempurna (septum incompletus)

R.      Tembuni (placenta)
            Tembuni (placenta) adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Menurut letaknya, tembuni dibedakan menjadi :
1.      Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah.
2.      Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.
            Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya adalah :
1.      Parietal (parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah, yang menurut letaknya pada daun buah, dibedakan lagi menjadi :
a.       Pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
b.      Pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2.      Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros.  Biasanya berbentuk silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke arah dinding dan bakal buah (pada bakal buah beruang satu).
3.      Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah.
 





















S.        Bakal Biji (ovulum)
            Bagian dari bakal biji adalah :
1.      Kulit bakal biji (integumentum)
2.      Badan bakal biji atau nuselus (nucellus)
3.      Kandung lembaga (saccus embryonalis)
4.      Liang bakal biji (micropyle)
5.      Tali pusar (funiculus)









            Menurut letaknya bakal biji pada tembuni, dapat dibedakn menjadi :
1.      Tegak (atropus)
2.      Menggangguk (anatropus)
3.      Bengkok (campylotropus)
4.      Setengah mengangguk (hemitropus, hemianatropus)
5.      Melipat (camptotropus)

T.       Tangkai Kepala Putik (stylus)
            Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah, mempunyai saluran tangkai kepala putik (canalis stylinus) atau tidak. Tangkai putik pada umumnya berukuran lebih besar daripada tangkai sari.
            Tangkai kepala putik ada yang bercabang, ada pula yang tidak. Jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung satu kepala putik. Jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang, terdapat lebih banyak kepala putik daripada tangkai kepala putiknya.

U.      Kepala Putik (stigma)
            Kepala putik adalah bagian putik yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik. Kepala putik berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi mempunyai peranan penting dalam penyerbukan.
            Menurut cara penyerbukannya pada bunga, bentuk kepala putik dibedakan menjadi :
1.      Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (Zea mays L.)
2.      Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oriza sativa L.)
3.      Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus tetragonolobus D.C.)
4.      Bulat, misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.)
5.      Seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.

V.      Kelenjar Madu (nectarium)
            Madu (nectar) yang dihasilkan oleh beberapa jenis bunga, berfungsi menarik perhatian binatang (serangga atau burung) yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan.
            Madu yang terdapat pada bunga, dihasilkan oleh kelenjar madu (nectarium). Kelenjar madu merupakan metamorfosis dari salah satu bagian bunga yang dapat berasal dari :
1.      Daun mahkota
2.      Benang sari
3.      Bagian-bagian lain pada bunga

W.    Penyerbukan (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)
            Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik (tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (tumbuhan biji terbuka). Sedangkan pembuahan adalah menyatu dan meleburnya sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan satu inti yang berasal dari serbuk sari.
            Peyerbukan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1.      Penyerbukan sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri.
2.      Penyerbukan tetangga (geitonogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga.
3.      Penyerbukan silang (allogamy, xenogamy), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
4.      Penyerbukan bastar (hybridogamy), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya.
            Menurut perantara yang menyebabkan terjadi penyerbukan, penyerbukan dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
1.      Penyerbukan dengan perantara angin (anaemophyly, anemogamy)
2.      Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly, hydrogamy)
3.      Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidiophyly, zoidiogamy)

X.      Diagram Bunga
            Diagram bunga adalah suatu gambr proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Jadi pada diagram itu digambarkan penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada.
            Untuk membuat diagram bunga, harus diperhatikan hal-hal berikut :
1.      Letak bunga pada tumbuhan, yaitu :
a.       Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b.      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2.      Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.










            Setelah menentukan kedua hal tersebut, mulailah dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian bunga-bunganya. Kemudian melalui titik pusat lingkaran, buat garis tegak lurus. Untuk bunga diketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari dan penampang melintang bakal buah, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1.      Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
2.      Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang lain), bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, dst.
3.      Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari dan daun-daun buah penyusun putiknya) : berhadapan atau berseling bebas atau berlekatan, dst.
4.      Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
            Diagram bunga dapat pula dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Diagram empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang sesungguhnya.
2.      Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.












Y.      Rumus Bunga
            Susunan bunga dapat juga dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga dan bagian-bagiannya.
            Dalam rumus bunga, dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga, yaitu :
1.      Kelopak (calyx), dinyatakan dengan huruf K
2.      Tajuk atau mahkoa (corolla), dinyatakan dengan huruf C
3.      Benang-benang sari (androecium), dinyatakan dengan huruf A
4.      Putik (gynaecium), dinyatakan dengan huruf G
            Jika pada suatu bunga memiliki kelopak dan mahkota yang sama, baik bentuk maupun warnanya, maka digunakan huruf P untuk menyatakan bagian tersebut, yang merupakan singkatan kata dari perigonium (tenda bunga).
            Di belakang huruf-huruf tadi, diletakkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi dan diantara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka, diletakkan koma.
            Di depan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan simetri yaitu (*) untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga banci dipakai lambang (♀), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan bunga betina dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (diatas atau di bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya.
            Contoh rumus bunga berbagai jenis tumbuhan :
1.      Suku Palmae (Arecaceae), misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K 3, C 3, A (6), G 0
♀ K 3, C 3, A 0, G (3)

2.      Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa L.)
♀ ↑ K 1 + (2), C 2 + 0, A 3, G 1

3.      Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)
♀ K 3, C 3, A 5, G (3)

4.      Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.)
♀ ↑ P 3 + 3,  A 1, G (3)

5.      Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L)
♀ * P 3 + 3,  A 3, G (3)

6.      Suku Papilionaceae, misalnya kembang telang (Clitoria ternatea L.)
♀ ↑ K (5), C 5,  A 1 + (9), G 1

7.      Suku Maluaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.)
♀ * K (5), C 5,  A (¥), G (5)

8.      Suku Bombacaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra Gaertn.), durian (Durio zibethinus L.)
♀ * K (5), C 5,  A (¥), G (5)

9.      Suku ­Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel L.), tembakau (Nicotiana tabacum L.)
♀ ↑ K (5), C (5),  A (5), G (2)

10.  Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.)
♀ * K 4, C 4,  A 2 + 4, G (2)





 



11.  Suku Nygtaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabis jalapa L.)
♀ * K 5, C (5),  A 5, G (5)